About ketofastosis
Sejarah KetoFastosis
Sejarah Ditemukan nya Hal ini
Background ku cuma lulusan Elektro yang tadinya justru merupakan sample dari “The Worst Scenario” dari Karbo Eaters..…IH itu awalnya aku ciptakan untuk anakku, yang memang mengalami problem di otak, sejak didalam kandungan..sehingga menyebabkan Ventriculomegaly sejak lahir.
Itu caraku membuat sistem immune manusia kembali mengenali “abnormalitas” ditubuh, mengembalikan kemampuan “Rejection” terhadap mana teman / lawan ditubuh, mengembalikan kemampuan “Antigen Recognition” dari sel2 immune.
IH itu adalah “Hormesis” terhadap sel2 immune, sama seperti Puasa + Ketosis yang merupakan MitoHormesis. Hormesis adalah antagonis Homeostasis, tapi bertujuan untuk menciptakan Homeostasis yang lebih optimal melalui adaptasi terhadap proses Hormesis.
MitoHormesis = Hormesis terhadap Mitochondaria
Hormesis = Challenge / Stimulasi untuk menciptakan Adaptasi Sama seperti melatih otot dengan beban.. dimana akan menciptakan adaptasi terhadap beban2 yang makin berat. Exercise itu Hormesis, memicu stress diotot namun membentuk Homeostasis yang lebih optimal. Puasa itu Hormesis terhadap mitochondaria (generator energi) sehingga menciptakan Mitochondariia Biogenesis yang artinya memperbanyak jumlah mitochondariia didalam sel2 tubuh.
IH itu Hormesis terhadap sistem immune, sehingga membuat sel2 immune menjadi responsif dan tidak lagi membiarkan malignancy atau infeksi terjadi tanpa pengawasan (immunoediting) Cancer contoh sel yang muncul akibat kegagalan respon immune ditubuh.. dan telah terjadi “Immuno-Escape”. Cancer hanyalah manifestasi dari kegagalan respon immune diawal…sehingga saat tumbuh..tidak ada Rejection yang terjadi oleh sistem immune.
Bagaimana sejarahnya Ketofastosis ?
Adalah takdir manusia untuk lahir dan pada akhirnya mati. Di antara kedua momen itu, adalah kehidupan dimana kita berkeseharian. Ada hal-hal yang tidak bisa kita kontrol dalam kehidupan karena merupakan kondisi bawaan yang dianugerahkan oleh Sang Maha Pencipta, namun sisanya hampir semua berada di tangan kita sendiri termasuk adalah usaha kita untuk bertahan hidup.
Berkaca dari jaman kehidupan manusia primitif, kematian disebabkan oleh usia tua dimana lingkaran kehidupan manusia telah sampai pada titik akhirnya. Namun sayangnya, semakin mendekati era modern, kematian manusia justru semakin banyak disebabkan oleh penyakit. Penyakit seperti TBC, Kolera, Hepatitis, Campak, Cacar dan penyakit menular lainnya menjadi ancaman bagi kesehatan manusia. Penularan yang cepat dan tingginya resiko terjadi pandemik menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan hidup manusia. Wajar jika kita mempertanyakan: apa yang terjadi dengan sistem imunitas tubuh kita? Mengapa kemampuan kita bertahan dari penyakit menjadi berkurang, atau lebih parahnya… kehilangan kemampuan? Apa yang menyebabkan degradasi sistem imunitas ini ?
Tidak berhenti di penyakit menular saja, sejak akhir abad 19 mulai bermunculan kasus penyakit seperti Stroke, Diabetes, Kanker, Penyakit Jantung dan penyakit tidak menular lain yang ikut menambahkan jumlah kematian manusia. Penelitian dan statistik menunjukkan adanya hubungan signifikan antara meningkatnya jumlah penderita obesitas dengan naiknya prevalensi penyakit tidak menular ini. Obesitas yang sudah terjadi secara global dan tidak mengenal usia maupun kemapanan seseorang, ditengarai menjadi penyebab utama gangguan metabolisma yang berujung pada satu atau beberapa penyakit tidak menular tersebut.
Statistik juga menunjukkan bahwa obesitas ini meningkat setelah diluncurkannya US Dietary Goals for American di tahun 1977 yang merupakan acuan pola makan di Amerika, yang kemudian ikut diterapkan di Indonesia dan banyak negara lain.
Di tahun 2011, Kementerian Kesehatan Indonesia mengeluarkan pernyataan bahwa Penyakit Tidak Menular (PTM) adalah penyebab terbanyak kematian di Indonesia. Bersama dengan penyakit menular yang juga masih mejadi penyebab kematian, hal ini sungguh menakutkan dan merisaukan karena menjadi beban ganda bagi sistem kesehatan nasional dan perekonomian. Meningkatnya biaya perawatan medis tentu berdampak pada perekonomian mulai dari skala individu sampai skala negara. Bukan sedikit orang terpaksa harus merelakan pekerjaan dan nafkahnya karena sakit. Sampai kapan kita kuat menahannya?
Mungkinkah ada yang salah selama ini dari pandangan kita mengenai kesehatan kita? Pandangan mengenai makanan kita? Pandangan mengenai gaya hidup kita?Karena Sang Maha Pencipta menciptakan manusia sempurna penuh dengan keberdayaan, dimanakah letak salahnya sehingga manusia seolah tak berdaya dengan penyakit?
Bagaimana jika benar ada sesuatu yang menjadi kunci untuk gaya hidup yang jauh lebih baik yang bisa mengembalikan sistem tubuh kita mendekati fitrahnya?
Semua pertanyaan ini mengusik beberapa orang untuk menggali jawabannya.
Komunitas Ketofastosis
Dipelopori oleh Tyo Prasetyo di tahun 2008 yang kemudian disebarkan secara getok tular di lingkup terbatas sampai kemudian di awal 2016 yang berkembang menjadi komunitas daring KetoFastosis Indonesia yang berkembang pesat dalam waktu singkat.
Fokus pada edukasi pilihan gaya hidup puasa berkala dengan pola makan rendah karbohidrat untuk mendapatkan kembali keberdayaan alami manusia dalam menghadapi ancaman kesehatan.
Edukasi yang diselenggarakan antara lain berupa konferensi dan seminar kesehatan dengan pembicara dari internasional, maupun melalui artikel dan jurnal yang dapat memberikan dukungan secara ilmiah bagi pemilihan gaya hidup rendah karbohidrat ini.